Salah satu karya Chris Hytha dengan chiri khas yang unik dan menarik. foto: Chris Hytha

Foto Gedung-gedung AS yang Menakjubkan, Inspirasi Dari Seniman Digital Chris Hytha

HUNTINGFOTO.COM – Karya digigal saat ini benar-benar berkembang pesat, dengan lahirnya para seniman digital yang semakin banyak.

Banyak cara dilakukan untuk menghasil karya yang dahsyat dengan memanfaatkan fotografi.

Fotografi memberikan banyak inspirasi kepada banyak seniman digital hingga menghasilkan sebuah karya yang menakjubkan.

Salah satunya adalah Chris Hytha seorang desainer dan seniman visual yang tinggal di Kota Philadelphia, Amerika Serikat.

Sebagai seniman Chris memanfaatkan fotografi untuk menginspirasi hingga menciptakan karya dahsyatnya berupa gedung-gedung yang menjadi ciri khasnya.

Kembali pada tahun 2015, hasrat untuk fotografi muncul ketika Chris kemudian pindah dari kampung halamannya yang kecil di luar kota ke Philadelphia untuk memulai sekolah arsitektur di Drexel University.

Seni visual Chris berkembang seiring dengan kemampuannya dan berkembang sebagai seorang desainer.

Namun sebagai desainer pengaruh arsitektur yang ia dalami di bangku sekolah mewarnai dan merupakan bagian integral dari karyanya.

Inspirasi utamanya dalam berkreasi adalah cahaya dan lingkungan buatan, dengan mempercantik bangunan yang menjadi indah dan menarik.

Chris juga menggunakan drone untuk menangkap gambar-gambar unik dari gedung-gedung tinggi yang indah di seluruh Amerika Serikat.

Chris Hytha memberi tahu PetaPixel bahwa dia awalnya berpikir memotret Highrises-nya menggunakan kamera DSLR.

Namun suatu ketika, dia melakukan pemotretan dari atap gedung yang berdekatan tetapi Chris malah memutuskan untuk menggunakan drone DJI Air 2S.

Menggunakan drone tidaklah mudah dan menimbulkan banyak masalah dengan setiap gambar membutuhkan waktu berjam-jam untuk diselesaikan.

“Masalahnya adalah drone memotret dalam orientasi lanskap, tetapi saya merasa penting untuk memiliki komposisi vertikal,” katanya.

Namun ini ia bekerja secara konseptual, karena bangunan ini menjulang tinggi ke langit.

Seperti yang dijelaskan Hytha di utas Twitter, drone tidak memiliki kualitas gambar yang sebanding dengan kamera DSLR dan dia menginginkan gambar yang sesuai.

Untuk mengatasi masalah ini, dia kemudian mengembangkan teknik mengambil beberapa file RAW dalam orientasi lanskap secara bertahap ke bagian-bagian bangunan, lalu menggabungkannya.

Sebelum berkomitmen menggunakan drone untuk Highrises, dia harus menyelesaikan tes pengetahuan FAA untuk mendapatkan lisensi drone part 107.

Seluruh aspek dari proyek ini berkoordinasi dengan FAA untuk mendapatkan persetujuan wilayah udara.

Untuk setiap perjalanan yang direncanakan, ada banyak pekerjaan yang memeriksa wilayah udara serta zona geolocked DJI.

Karena peraturan drone terus diperketat, proyek seperti ini akan menjadi terhambat dan tidak maksimal.

Setelah mengatasi semua rintangan birokrasi, Chris Hytha akhirnya bisa kembali mulai melakukan bidikan.

Sebuah proses yang membuatnya menerbangkan drone ke atas gedung, mengumpulkan sekitar 15 file RAW yang kemudian digabungkan menjadi satu.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Chris Hytha (@hytha.cg)

Mengedit foto
Dalam proses pengeditan benar-benar dibutuhkan kerja keras agar keajaiban itu bisa terjadi.

Chris Hytha mengatakan bahwa proses menjahit dan merangkai serta meratakan perspektif bangunan untuk menciptakan efek semi-surreal (suryalism) yang mengingatkan pada gambar elevasi arsitektur dibutuhkan waktu panjang.

“Proses melakukan ini sangat membosankan. Karena drone bergerak sedikit saat naik, setiap bingkai digeser secara manual dan diskalakan ke tempatnya, lalu digabungkan dengan bingkai sebelumnya,” jelasnya.

Editor foto mana pun yang pernah mencoba menyusun dua foto berbeda yang diambil dari sudut yang sedikit berbeda akan tahu betapa sulitnya membuat gambar terlihat cantik.

“Teknik saya rumit karena gambarnya mengandung 14 garis horizon dengan berbagai titik perspektif konvergen,” katanya banyak warping diperlukan untuk mengerjakan.

Elemen terakhir menempatkan komposit utamanya ke dalam latar belakang.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Chris Hytha (@hytha.cg)

“Saat saya memotret, saya selalu mendapatkan gambar area sekitar untuk digabungkan ke latar belakang. Saya biasanya memperbesar ini untuk menciptakan efek panjang fokus yang lebih panjang,” katanya.

Gambar latar belakang tidak pernah cukup tinggi untuk menutupi bingkai, sehingga juga mengambil beberapa gambar langit untuk mengisi kekosongan itu.

Hyhta mengatakan bahwa dia akan sedikit memburamkan latar belakang untuk menyembunyikan resolusi komposit latar belakang yang lebih rendah.

Akhirnya, setelah beberapa penyesuaian pengeditan foto standar pada keseluruhan pencahayaan dan warna gambar, selesai.

Berikut ini karya-karya Chris Hytha dalam berbagai tampilan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *