Inilah salah satu karya fotografer Kittiya Pawlowski yang membuat marah media PetaPixel.com.

Fotografer Amerika Berbohong Memotret Macan Tutul Salju yang Menghebohkan, Ternyata Hasil Editan

HUNTINGFOTO.COM – Baru-baru ini jagat fotografi kembali dihebohkan adanya foto-foto dahsyat hasil editan yang mengambarkan macan tutul salju yang hidup dihabitatnya.

Kasus ini sebenarnya tidak menjadi masalah jika sejak awal sang fotografer mengatakan bahwa fotonya adalah hasil manipulasi digital imaging.

Namun karena sang fotografer menganggap bahwa foto-foto nya itu seakan adalah nyata, dan dimuat sejumlah media, makan akan menjadi masalah.

Tentu saja narasi yang melabeli karya-karya itu sebuah kenyataan, sebuah perjuangan seorang fotografer satwa liar dalam mengamati kehidupan macan tutul salju.

Namun karena itu semua ternyata adalah palsu, maka mematahkan dan menciderai sebuah karya foto jurnalistik satwa liar.

Di dalam sebuah karya foto jurnalistik memang diharamkan untuk merekayasa sebuah foto, dengan cara menambahkan merubah maupun menghapus hingga memperbaiki sebuah foto seakan-akan menjadi lebih dramatis atau menarik.

Salah satu hasil karya fotografer Kittiya Pawlowski yang ternyata sebuah foto editan. foto: fotografer Kittiya Pawlowski

Dia adalah fotografer Kittiya Pawlowski yang mengklaim telah mengambil foto spektakuler macan tutul salju di Himalaya kini mengakui bahwa itu adalah gambar rekayasa.

Awalnya Kittiya Pawlowski menegaskan kepada PetaPixel bahwa dia melakukan perjalanan ke Nepal di mana dia mengambil foto macan tutul salju.

“Saya berjalan sejauh 103 mil untuk mengambil gambar tersebut,” kata sang Kittiya Pawlowski sang fotografer seperti dilansir PetaPixel.com.

Pawlowski mengklaim bahwa dia menangkap macan tutul salju di luar Gorak Shep di Nepal.

Pawlowski juga menolak permintaan PetaPixel untuk melihat gambar asli yang belum diedit dan mengakui bahwa foto macan tutul salju adalah gabungan yang dibuat dari dua hingga empat gambar.

Fotografer Amerika berusia 24 tahun itu bersikeras bahwa dia tidak menyesatkan orang dan yakin dia tidak perlu meminta maaf kepada siapa pun.

“Seorang fotografer harus dapat memanipulasi foto dengan cara apa pun yang dia inginkan tanpa membuat semua orang mengamuk,” katanya.

Secara tersirat fotografer Kittiya Pawlowski merasa tidak bersalah foto hasil karyanya itu.

Salah satu hasil karya fotografer Kittiya Pawlowski yang ternyata sebuah foto editan. foto: fotografer Kittiya Pawlowski

“Artis lain di media lain mana pun tidak memiliki masalah ini. Gunakan pensil, pastel, cat minyak, cat akrilik, krayon, logam atau batu, alih-alih kamera,” ujarnya.

Untuk menciptakan karya seni kata Pawlowski Anda dapat melakukan apapun yang Anda inginkan dan orang tidak mengeluh.

“Tidak ada alasan mengapa fotografi harus dipegang standar yang berbeda,” tambahnya.

Dia mengatakan, semua majalah mengedit model mereka, mengubah struktur tulang, kulit, rambut dan gigi.

“Mengapa hanya saya yang diharuskan menyediakan gambar RAW padahal saya bukan seorang jurnalis?”

Kebohongan Menyebar
PetaPixel sendiri adalah salah satu dari banyak media terkenal yang menerbitkan foto menyesatkan, termasuk The Times of London.

Pawlowski memasukkan cerita panjang di situsnya tentang bagaimana dia menangkap gambar selama perjalanannya.

“Menyipitkan mata melalui lensa telefoto kamera saya, saya melihat sesuatu di bawah bayangan Gunung Pumori. Awalnya saya mengira itu adalah batu, tetapi itulah yang saya cari,” tulisnya.

Salah satu fotonya bahkan tercantum di situs web Galeri Saatchi London di mana Pawlowski digambarkan sebagai fotografer yang menggunakan penceritaan visual untuk mengabadikan keindahan Bumi.

Salah satu hasil karya fotografer Kittiya Pawlowski yang ternyata sebuah foto editan. foto: fotografer Kittiya Pawlowski

Bahkan di dalam cetakan foto palsunya itu tersedia seharga £1.305 ($1.566) atau sekitar 24 jutaan rupiah .

Tetapi gambar-gambar Pawlowski dipertanyakan setelah sebuah majalah Prancis secara sensasional dan akurat mengklaim bahwa karyanya adalah komposit.

Foto dinilai aneh
Sebuah artikel di Alpine Mag memberikan isarat setelah berbicara dengan fotografer satwa liar terkenal Vincent Munier yang memiliki pengalaman memotret macan tutul salju di Nepal.

“Ketidak mungkin foto-foto ini langsung mengejutkan saya,” kata Munier kepada Alpine Mag.

Menurut Munier ia pernah melihat macan tutul melintas, tetapi mereka bergerak sangat cepat dan hampir mustahil untuk ditangkap.

Menurut dia seekor macan tutul yang berpose duduk seperti dalam foto-foto yang dibuat Kittiya Pawlowski sangat tidak mungkin.

Munier mengatakan latar belakangnya terlalu aneh dan sebuah pencahayaan tidak pas.

“Itu adalah jenis foto yang bisa Anda coba dapatkan seumur hidup. Saya pikir sangat buruk untuk tidak membedakan. Terutama, karena dia menyertainya dengan cerita yang hebat,” tambahnya.

Apline Mag telah menunjukkan bahwa foto vertikal yang dibagikan secara luas dari seri Pawlowski yang menunjukkan macan tutul salju di dasar Gunung Pumori yang menjulang tinggi telah banyak diedit.

“Kenyataannya, puncak yang tampak besar ini adalah satelit yang sangat kecil di selatan Pumori, puncak setinggi 7.161 meter yang terletak tepat di atas sudut pandang Kala Patthar yang terkenal,” tulis Apline Mag.

Berkat efek lensa zoom yang kuat seperti lensa 500mm atau 600mm yang digunakan oleh Pawlowski, bidikan menjadi lebih halus dan yang kecil menjadi besar.

Salah satu hasil karya fotografer Kittiya Pawlowski yang ternyata sebuah foto editan. foto: fotografer Kittiya Pawlowski

“Berkat photoshop, bebatuan dan pegunungan di sekitarnya telah terhapus untuk membuat gunung bersalju terlihat menonjol.”

Publikasi tersebut mengklaim bahwa lereng bersalju dan berbatu di area bayangan gambar tidak ada dan telah ditambahkan.

Meski demikian, Pawlowski menegaskan kepada PetaPixel bahwa, cerita di balik seri ini benar, semua gambar diambil oleh saya.

Dalam sebuah pernyataan di situs webnya, dia menulis: “Untuk memperjelas, semua gambar saya diedit dan diproses di Photoshop dan Lightroom”.

Dikatakan, beberapa gambar menurut Pawlowski adalah komposit, namun beberapa tidak.

“Beberapa foto lain hanya sedikit diperbaiki. Saya bukan jurnalis. Saya tidak pernah menyatakan bahwa gambar saya tidak diedit di mana pun,” jelasnya.

Pawlowski juga mengklaim bahwa dia menyumbangkan $787,50 kepada Snow Leopard Trust dari penjualan cetakannya.

PetaPixel menghubungi badan amal itu untuk mengonfirmasi apakah ini benar tetapi tidak mendengar kabar sebelum berita ini dipublikasikan.

“Fotografi dan membuat karya seni adalah hobi sampingan saya,” tulisnya di situs webnya.

Dia mengatakan, saya hanyalah seorang gadis berusia 24 tahun yang memiliki pekerjaan 9-5, suka mengambil dan mengedit foto, dan mencoba meningkatkan kesadaran akan konservasi dan membantu planet kita.

Pawlowski selanjutnya mengatakan bahwa dia telah menerima ancaman pembunuhan dan sejak itu menghapus akun Facebook dan Instagram-nya. (*/dd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *