Membuat Teks Foto itu Mudah, Asal Kamu Tahu Triknya
HUNTINGFOTO.COM – Membuat teks foto sebenarnya tidaklah sulit. Menulis teks foto bisa dilakukna dengan cara sederhana dan ringkas.
Untuk memulai membuat teks foto diawali dengan membuat judul teks (thema) yang bisa mengambil ide dari rangkuman cerita foto yang ditampilkan.
Selanjutnya menulis cerita singkat berupa penegasan atau informasi dari foto yang ditampilkan.
Secara sederhana dapat dicontohkan, pada kalimat pertama menulis berdasarkan ilustrasi foto yang ditampilkan kemudian diakhir kalimat dengan mencantumkan hari dan tanggal dan tahun.
Sedang pada kalimat kedua memberi penegasan atau mengungkapkan tentang hal-hal yang penting secara umum yang tidak terlihat pada islustrasi foto.
Tidak ada batasan berapa panjang kalimat dalam teks foto. Namun sebaiknya teks foto dibuat seringkas mungkin, dengan bahasa ringkas lugas, dan mudah dimengerti.
Teks foto juga harus menagandung informasi tentang foto yang tampilkan. Selain itu bahasanya tidak bertele-tele.

Teks foto sebaiknya seperti alinea dalam beritadan harus jelas dan langsung ke tujuannya, dengan memberikan informasi yang tak terlihat di dalam foto itu sendiri.
Hati-hati dalam membuat teks foto, karena teks foto yang dilakukan secara sembaranga akan merusak pesan foto atau paket berita foto yang akan disampaikan.
Meskipun membuat teks foto hanya membutuhkan dua atau tiga kalimat saja, bila tidak disertai ketelitian dan kemauan justru akan membuat teks menjadi buruk.
Berikut beberapa beberapa ide yang dapat dipertimbangkan hasil rangkuman penulis yang di dapatkan dari standarisasi metadata Kompas Gramadia dan The Washington Post.
Periksa fakta, yang harus selalu akurat, jangan sampai ada kesalahan informasi yang disampaikan di dalam teks tersebut. Misalnya kesalahan dalam menulis hari, tanggal, tahun maupun nama orang, alamat dsb.
Hindari menuliskan cerita yang sudah jelas terlihat dalam foto, informasi yang perlu disampaikan di dalam teks sebaiknya sesuatu peristiwa yang belum diketahui dari hasil foto itu.
Selalu mencantumkan nama atau siapa saja yang berada di dalam foto. Buatlah teks foto yang tidak menimbulkan pertanyaan dalam hati penikmatnya.
Hindari teks foto yang mengulangi informasi yang telah ada dalam judul maupun sub judul atau ringkasan berita yang menyertai foto itu sendiri.

Sebuah foto menangkap sebuah waktu dalam kehidupan. Bila mungkin, selalu menggunakan kalimat masa sekarang. Ini akan memberikan dampak langsung dan masa sekarang.
Buatlah penulisan teks foto dengan percakapan sehari-hari yang mudah dipahami kebanyakan orang.
Jangan menggunakan istilah-istilah tertentu yang tidak dimengerti. Buatlah teks foto seolah-olah Anda sedang bercerita kepada teman Anda tentang foto itu.
Hindari membuat teks foto yang mencoba melucu saat foto tidak lucu.
Hindari mendakwa atau menuduh seseorang yang tidak kita ketahui sebenarnya.
Contoh: Seorang pengunjung terlihat sedih saat menyaksikan sebuah demo…”Apakah Anda yakin pengunjung tersebut memang sedang bersedih?
Hindari penggunaan kata-kata: ”Terlihat sedang…”Digambarkan sedang…”Tambak sedang…” Apabila foto yang tampilkan adalah foto masa lampau, sebaiknya cantumkan kapan tanggal pengambilannya.
Selain itu dalam membuat teks foto juga perlu memperhatikan, beberapa hal di antaranya:
1. Kebiasaan Pembaca
Ketika menulis keterangan foto dengan atau tanpa judul, sangat baik bila dibuat dengan memahami karakter pembacanya:
Pertama – saat pembaca melihat suatu foto maka pikiranya menangkap semua atau sebagian besar informasi visual (gambar) yang ditampilkan.
Namun, sering juga pembaca hanya melihat sepintas, sehingga ada hal-hal kecil terlewatkan.
Kedua – begitu menyaksikan foto yang menarik perhatiannya, umumnya pembaca melihat ke bawah foto untuk mencari informasi lain yang menerangkan foto itu.
Ketiga – biasanya setelah mencerna informasi dari judul dan keterangan foto, pembaca kembali menyaksikan foto. Jadi teks yang dibuat harus memperkaya apa yang sudah ditampilkan visual (gambar) dan menjelaskan hal-hal yang perlu dijelaskan.
2. Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi dari foto bisa berbeda-beda. Umumnya pembaca ingin tahu tentang:
Siapakah dia?
Pada banyak kasus perlu mengidentifikasi orang dari kiri ke kanan, kecuali aksi pada foto itu memerlukan keterangan lain.
Mengapa foto itu dimuat?, Apa yang tengah terjadi?, Kapan dan di mana terjadinya?, Mengapa tokoh/subyek dalam foto terilihat demikian?, Bagaimana terjadinya?
Penting – teks foto harus menjelaskan apa yang tampak dalam foto (gambar). Sehingga pembaca puas dan memahami maksud foto itu.
Namun sebenarnya, mereka tidak ingin (dan sebaiknya tidak) mendapat keterangan lagi atas apa yang sudah terlihat jelas dalam foto itu.
Keterangan foto sebaiknya memberi penjelasan informasi tambahan yang tidak terlihat didalam foto.
Sebagai contoh, suatu foto menggambarkan penjaga gawang yang melompat untuk menangkap bola, tetapi yang tidak kelihatan adalah bagaimana hasilnya. Disinilah peranan teks foto harus bisa menjelaskannya.
Jangan sok tahu
Menulis teks foto sebaiknya tidak mengasumsikan apa yang sedang dipikirkan seseorang dalam foto itu atau mencoba menginterpretasikan sendiri perasaan dari ekspresinya.
Sebaiknya berikan saja fakta-fakta dan serahkan kepada pembaca untuk memutuskan sendiri situasi yang ia lihat.
Hindari yang diketahui, jelaskan yang tidak diketahui. Menulis keterangan foto harus menghindari penggambaran foto seperti cantik, dramatik, mengerikan, atau mendiskripsikan kejadian yang seharusnya muncul dalam foto tetapi tidak ada.
jika kejadian itu tidak terbukti di dalam foto, apa yang Anda ceritakan ke pembaca tetap saja tidak terjadi.
Namun demikian, teks keterangan foto sebaiknya tetap menjelaskan kondisi bagaimana foto itu dibuat, terutama bila ada sesuatu yang tidak biasa menurut penglihatan mata manusia, adanya efek khusus, misalnya menggunakan inset atau memasang rangkaian foto.
Menulis teks foto harus yakin bahwa kata-kata yang digunakannya menggambarkan apa yang ada di foto dengan tepat.
Bila foto menunjukkan dua orang atau lebih, penulis teks foto harus menghitung dan mengindentifikasi orang tampak dalam foto.
Baru kemudian mencocokkan jumlah, jenis kelamin, dan identitas orang tersebut dengan teks keterangan yang dibuat.
Perhatian khusus perlu terutama agar orang yang sudah dipotong gambarnya (cropped) dari foto asli tidak lagi disertakan dalam keterangan foto.
Penulis teks foto harus mengecek ejaan nama-nama orang di dalam foto secara benar, apalagi bila foto itu berkait dengan suatu tulisan, agar tidak terjadi perbedaan penulisan.
Wild art
Foto yang berdiri sendiri dan tidak disertai berita disebut “wild art”. Karena itu, teks keterangan foto “wild art” harus menyediakan informasi dasar seperti tulisan atau berita.
Standar 5W+1H (who, what, when, where and why) baik untuk menjadi pedoman dalam menulis teks keterangan foto.
Bila Anda tidak memiliki semua informasi yang dibutuhkan, angkat telepon dan carilah informasi pelengkapnya.
Jangan mencoba menulis teks foto tanpa fakta-fakta yang dibutuhkan. Kadang “wild art” dipasang di halaman depan untuk “menggoda” pembaca agar mau membaca cerita di halaman dalam.

Akan tetapi, tidak sama seperti televisi, jangan menggoda pembaca melalui teks foto.
Berikan penjelasan selengkapnya, berikan kesempatan untuk bisa masuk lebih dalam dengan keterangan yang lebih detail serta akurasi.
Selain itu jangan sekali-kali memanipulasi hari dan tanggal peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Foto ilustrasi
Jika foto menyertai suatu cerita, teks keterangan foto yang panjang umumnya tidak diperlukan.
Kadang-kadang cukup satu baris keterangan tentang orang atau situasi yang tampak dalam gambar, sekadar untuk menjelaskan kaitannya dengan tulisan/berita.
Ingat, kebanyakan pembaca teks keterangan foto biasanya belum membaca berita terkait.

Sebagian dari mereka bahkan tidak membaca beritanya, hanya teks foto dan judul berita.
Jadi teks foto harus jelas, langsung ke sasaran, dan seimbang antara memberikan cukup informasi kepada pembaca agar memahami foto itu dan konteksnya dengan format yang ringkas dan padat. ***