Mekanisme Pemotretan Dalam Fotografi, Seharusnya Beginian Juga Kamu Ketahui
HUNTINGFOTO.COM – Jika kita mendalami fotografi, banyak teori yang bisa dijabarkan untuk memandu kita di dalam melakukan tugas pemotretan.
Salah satunya adalah mekanisme dalam pemotretan, bagaimana Anda membuat sebuah karya foto?
Meskipun Anda belajar secara otodidak, ada baiknya teori fotografi perlu Anda pahami, untuk lebih mempertajam ituisi Anda.
Setidaknya ada tiga hal yang perlu di pahami oleh seorang fotografer. Wartawan senior Surabaya almarhum Zainudin dalam sebuah workshop menjelaskan:
Disebutkan dalam mekanisme pemotretan, bahwa foto yang baik adalah foto yang seecara teknis adalah baik atau berkualitas (How to make the picture).
Dalam membuat sebuah karya foto hendaknya fotografer memiliki gagasan yang jelas (What the picture content).
Memiliki konseptual sehingga foto yang di hasilkan akan memberikan pesan kuat kepada penikmatnya.
Terkonsep dengan jelas, sekarang teknis penyiaran yang baik dan teratur (channel dan performance).
Secara teknis baik, adalah hal-hal yang menyangkut keterampilan penggunaan alat menyangkut mekanisme pemotretan.
Kemudian permasalahannya menyangkut: Kesepadanan antara pencahayaan dan gerak yang diaplikasikan ke pengelolaan pencahayaan serta pembekuan gerakan atas sasaran pemotretan.
Pengelolaan pencahayaan mencakup, kekuatan (intensitas) cahaya yang menerpa sasaran atau pengendalian diafraghma.
Kemudian arah pencahayaan yang menerpa sasaran. Sementara jenis cahaya sendiri masih di bagi dalam beberapa kelompok yakni, cahaya alam yakni cahaya yang berasal dari penerangan alam seperti matahari, bulan.
Sedangkan untuk cahaya buatan, seperti Flash (blitz), lampu penerang ruang, lampu kota hingga lampu studio.
Selanjutnya mekanisme menyangkut pengelolaan gerakan, mengingat objek dari fotografi adalah benda dengan segala macam warga gelap terang maupu objek bergerak dan objek diam.
Jika objek yang menjadi sasaran pemotretan adalah benda bergera, fotografer memiliki mekanisme pembekuan gerakan.
Kesan gerak atau diam itu dapat terlihat pada hasil karya, di mana pembekuan objek atau menjadi diam itu, berkaitan dengan pengaturan kecepatan rana (speed).
Gerakan dalam ojek pemotretan bisa karena disengaja tetapi juga bisa muncul dengan tidak sengaja akibat goncangan kamera (kamera shake) atau kesalahan dalam teknis memotret.
Jika gerakan itu disebabkan karena guncangan, mungkin fotografer memaksakan memegangi kamera.
Umumnya kemampuan manusia dalam mempertahankan agar kamera tidak goyang dalam genggaman paling lambat pada kecepatan 1 x F (focal length), selebihnya harus menggunakan kaki tiga penyangga (tripod).
Pencahayaan sempurna
Umummya pelaksanaan pemotretan adalah dengan menempatkan atau mengatur posisi subyek menghadap kearah sumber cahaya.
Tetapi dalam perkembangannya, untuk menambah nilai estetis sebuah karya foto maka pengendalian arah pencahayaan mengenal beberapa variasi:
Side light
Ada beberapa arah pencahayaan dengan variasinya seperti, side light.
Pemotretan side light, dengan cara ini, subyek diterpa cahaya yang datang dari arah samping, dengan ujuan, untuk mengungkapkan bentuk dan untuk memunculkan tekstur permukaan.
Pemotretan jenis ini coco untuk objek foto seperti, keriput wajah, kulit pohon, benda, benda yang berbentuk unik seperti relief dll.
Sementara untuk kondisi pemotretan yang ideal adalah pada pagi hari antara pukul 06.00 s/d 09.00 WIB.
Sedangkan pemotretan untuk sore hari antara pukul 15.00 s/d 17.30 WIB.
Jika dimungkinkan jika mengalami masalah pencahayaan saat melakukan pemotretan diperlukan piranti, pengukuran pencahayaan.
Lakukan pengukuran dengan Close-up reading, atau substitusi reading. Permasalahan muncul, sering terjadi kekontrasan yang tinggi (perbedaan bagian gelap dengan terang terlalu besar)
Jalan keluarganya Anda harus menggunakan reflektor atau kain putih, kertas putih, streofoam dsb, yang diarahkan ke sisi gelap objek foto.
Window light
Merupakan pengembangan dari side light, dengan kondisi
pencahayaan artistik dan dramatis.
Dalam sistem pencahayaan window light ini dengan menggunakan jendela sebagai sumber cahaya dengan penyinaran lembut tetapi kontras dengan keadaan sekitarnya karena di dalam ruangan.
Hal ini dimaksutkan untuk membuat obyek terlihat dramatis, sehingga memunculkan ekspresi seseorang, tampak lebih menonjolkan jenis permukaan.
Objek yang paling ideal untuk jenis pemotretan ini antara lain manusia, binatang, benda, atau benda seni kriya dll.
Untuk kondisi yang ideal dalam pemotretan ini adalah, usahakan jendela yang kecil, jendela boleh diikutkan dalam bidang pemotretan, dengan pengaturan komposisi yang baik.
Untuk pengukuran pencahayaan, lakukan pengukuran dengan close-up reading atau substitusi reading.
Biasanya dalam kasus ini muncul permasalahan, sering terjadi kekontrasan yang terlalu tinggi.
Sehingga diperlukan jalan keluar dengan menggunakan reflektor (kain putih, kertas putih, streofoam dsb), yang diarahkan ke bagian gelap dalam ruangan, seperti dalam kasus pemotretan sebelumnya.
Back light
Arah cahaya datang dari belakang subyek. Tidak selalu harus dari belakang persis, tetapi bisa bervariasi agak kesamping kiri atau kanan, atau dari arah atas, tetapi tidak lazim dari bawah.
Hal ini dimaksutkan untuk mengungkapkan keunikan bentuk. Untuk menambah artistik subyek dengan munculnya rim-light atau hair-light.
Pencahayaan ini, sangat cocok untuk sasaran objek manusia di antara benda-benda lain dengan foto human-interest maupun binatang.
Subyek ideal dalam pencahayaan ini, biasanya manusia, binatang, dengan rentan pemotretan ideal pukul 06.00 s/d 09.00 WIB dan 15.00 s/d 17.30 WIB.
Pengukuran pencahayaan, dilakukan dengan sistem pengukuran dengan close-up reading, atau substitusi reading.
Permasalahan yang sering terjadi (hampir selalu) fog atau flare. Pencahayaan ini biasanya idel atau hanya cocok untuk angle medium shot dan long shot.
Solusi, untuk mengatasi masalah yang terjadi, gunakan tudung lensa (lenshood) atau tempatkan sumber cahaya secara tersembunyi dibelakang objek foto.
Siluet (silhouette)
Hasil pemotretan ini adalah tampilan out-line suatu subyek tertentu. Ini merupakan pengembangan dari pemotretan back-light.
Kalau pada back-light arah cahaya datang dari belakang subyek, maka pada pemotretan siluet,bagian terang berada dibelakang subyek.
Tujuannya pemotretan ini untuk mengungkapkan detil bentuk, untuk menimbulkan imajinasi yang melihat.
Subyek ideal dalam sitem pencahayaan ini adalah manusia, binatang atau benda-benda dengan bentuk unik dan khas.
Kondisi pemotretan ideal dalam pemotretan ini, pilih latar belakang yang ekstra cerah, subyek berada diposisi penyinaran lemah.
Beda antara objek foto dengan latar belakang 4 s/d 6 stop. Pengukuran pencahayaan dengan cara pengukuran pada bagian latar belakang (bagian cerah)
Arahkan fokuskan pemotretan pada objek foto yang dituju. Permasalahan yang muncul dalam pemotretan ini, sering terjadi latar belakang terlihat jelas.
Sehingga konsentrasi yang melihatnya terpecah ke latar belakang pada objek yang tampak terlihat dengan jelas.
Solusi dalam pemotretan ini sebaik dengan mencari latar belakang yang tidak hanya cerah, tetapi harus clear.
Minimal tidak terdapat bentuk-bentuk besar yang nyata pada latar belakangnya.
Kecuali latar belakang memang dijadikan subyek utama, sementara bentuk siluet sebagai pelengkap suasana.
Misalnya api yang sedang berkobar, sementara sebagai latar depan terlihat sosok-sosok manusia yang berlari dalam bentuk siluet. ***