Metadata Foto Kerap Diabaikan, Pengisian ini Wajib Bagi Pembuat Foto Jurnalistik
HUNTINGFOTO.COM – Di kalangan foto jurnalis istilah metadata sudah tidak asing lagi yakni data yang terdiri dari diskripsi, nama pemotret dan data lain yang wajib dilengkapi dalam sebuah foto.
Secara umum metadata dapat dipahami sebagai informasi terstruktur yang mendiskripsikan, menjelaskan atau setidaknya menjadi sebuah informasi yang mudah ditemukan kembali dari sebuah karya foto jurnalistik.
Metadata atau metadata foto, biasanya sebuah data informasi (diskripsi singkat) terkait rekaman yang terjadi yang melekat di dalam sebuah karya foto jurnalistik.
Untuk membuat metadata seorang jurnalis sendiri yang harus memberikan isian pada sebuah kolom-kolom yang tersedia baik melalui shoftware tertentu maupu melalui edit file info diperangkat photoshop.
Namun sayang, pengisian metadata dalam sebuah foto yang dihasilkan para foto jurnalis seringkali diabaikan.
Pada hal sebuah foto tanpa dilengkapi metadata bisa dikatakan sampah, karena kita tidak mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di dalam adegan foto itu.
Kebanyakan para jurnalis foto di Indonesia, belum memahami pentingnya, pengisian metadata foto itu.
Dan tidak jarang pula di antara mereka meskipun telah memahami, selalu melakukan penundaan dalam meriset, mengisi metadata fotonya.
Bahkan yang terjadi di lembaga penerbitan media di Indonesia, para foto jurnalis dikenal bermalas-malasan dalam mengisi metadata fotonya.
Ini bukan berati semua jurnalis tidak mengisi metadata, namun sebagian adanya tidak memahami dan tidak melakuka pengisian metadata fotonya.
Selain itu sistem pendokumentasian dari hasil kerja para foto jurnalis sendiri juga masih amburadul.
Apalagi, banyak lembaga penerbitan di Indonesia tidak menaruh perhatian terhadap pentingnya dokumentasi foto.
Sehingga tak heran jika sitem pendokumenasian bankfoto mereka tergolong asal-asalan dan sangat jelek.
Pemahaman, kesadaran dalam meriset (memilih, mengisi metadata, mengelompokan sesuai kategori) foto adalah menjadi sesuatu hal yang sangat penting bagi seseorang yang melakukan pekerjaan sebagai foto jurnalis.
Penundaan dalam mengisi metadata, akan membuat masalah dikemudian hari.
Menumpuknya pekerjaan pengisian metadata sering kali membuat seseorang menjadi jenuh dan pada akhirnya membiarkan pekerjaan itu.
Pengisian metadata sebaiknya langsung dikerjakan setelah hasil foto didonwdloud ke perangkat penyimpanan, sehingga tidak terjadi penumpukan file foto yang terus bertambah.
Dalam foto jurnalistik teks foto (caption), keterangan foto atau metadata foto menjadi bagian melekat yang tak terpisahkan satu sama lain.
Posisi teks foto menjadi informasi penunjang terhadap foto peristiwa yang tersaji dan seharusnya akan melekat di dalam sebuah karya foto jurnalistik.
Pengisian metadata ini, memudahkan dan menekan kesalahan bagi penggunanya akibat salah mengambil file.
Dengan pengisian metadata kemungkinan kesalahan menjadi kecil karena keterangan foto selalu melekat di dalam foto itu sendiri.
Metadata yang di dalamnya ada keterangan foto atau teks foto (caption) akan melengkapi diskripsi bercerita dari sebuah peristiwa yang terekam.
Teks foto sebaiknya juga disajikan sesuai kaidah-kaidah jurnalistik dengan bentuk kerangka 5W+H, yaitu Who, what, where, when, why + how.
Dari kelengkapan informasi itu baru fotojurnalistik dapat disebarluaskan ditengah-tengah masyarakat. (dodo hawe, pewarta foto)